#Indonesia65

Beberapa bulan yang lalu, tepatnya bulan Mei, aku dan beberapa temanku menyempatkan diri untuk berpartisipasi dalam program pertukaran pelajar ke Australia. Perjalanannya cukup singkat, hanya 12 hari, tapi yang kami dapatkan bisa dikenang 12 tahun ke depan, bahkan lebih.

Pertama kalinya aku merasakan benar-benar bangga menjadi bagian dari Bangsa Indonesia dengan segala hal yang dimilikinya.

Pertama kalinya aku tergetar menyanyikan lagu Indonesia Raya, benar-benar tergetar.

Berada di Australia meyadarkan aku betapa kurang ajar-nya aku sebagai rakyat yang lahir dan tinggal di Indonesia selama 16 tahun (pada waktu itu) tanpa menyadari bahwa Negaraku, Bangsaku, dan Tanah Airku adalah Indonesia yang luar biasa.

Aku mencoba belajar dan memahami Indonesia, tidak secara keseluruhan memang, tapi aku terus mencoba mengenali Negaraku. Kondisi politiknya, kebudayaannya, kekayaan alamnya, karakter & mental masyarakatnya, dan beberapa hal yang serabutan aku pelajari.

Semakin banyak hal yang aku dapat, semakin aku merasa memiliki Indonesia. Memang lebih sering merasa kecewa dengan hal-hal negatif yang terjadi di Indonesia, tapi diam dan malah berpaling bukanlah jalan untuk menghilangkan kekecewaan yang aku rasakan.

Coba sejenak kita meninggalkan segala keburukan Negara ini, meninggalkan sejenak apa yang masih belum selesai dan harus diselesaikan, menghilangkan sejenak rasa kecewa pada diri kita terhadap negara ini. Menikmati 65 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, menghayati, dan memahami wujud 65 tahun negara ini.

Menikmati, menghayati dan memahami secara dewasa akan mengarahkan kita pada refleksi kemerdekaan yang sebenarnya. Mengantarkan kita untuk berintrospeksi dan sadar akan kekurangan kita terhadap negara ini. Siapa yang mengarahkan kita? Siapa yang mengantarkan kita? Diri kita sendiri dan nasionalisme.

Kita bukan bangsa yang apatis. Kita bukan bangsa yang skeptis. Kita bukan bangsa yang pesimistis.

Kita adalah bangsa yang optimistis. Kita adalah bangsa yang peduli. Kita adalah bangsa yang percaya akan perubahan. Kita adalah bangsa yang menghadirkan perubahan.

Kita bukanlah bangsa yang primitif. Sosial media bukan lagi hal yang bisa dianggap remeh. Perubahan bisa lahir dari situ. Bibit Candra, misalnya? Prita? Mari berperan dalam pembangunan negara, dalam perbaikan negara, dalam menciptakan perubahan.

Jangan mengeluh tanpa beraksi. Bangun dan lakukan sesuatu. Banyak media yang tersedia bagi kita untuk ikut serta dalam membangun negara. Kita adalah generasi muda yang bertanggung jawab terhadap negara kita.

Dirgahayu Indonesiaku.

Merdeka! Merdeka! Merdeka!



PS - Read me in English

4 comments:

rara said...

Masih kebayang omngan dr salah satu temen kita wkt sosialisasi, dia tanya kurang lbh kayak gini siapa sih Hidayat NW itu?Aku ga pernah tau soalnya hal2 gitu2 apa ngaruhnya sih di hidup aku.waduh, agak miris juga dengernya.Mungkin gak cuma 1 2 orang aja ya yg berfikir kayak gt.They simply dont care.Padahal CARE itu lah yg paling penting.iya gak?Klo kita gak care (apalagi sm hal2 kecil) di negara kita, gmn kt punya niat 'bergerak' hehe.
Sebagai yg gak terlalu tau politik, ak pribadi sih pengennya (impiannya deng,hehe)memajukan Indonesia (ceileh bahasanya) dr bidang Kebudayaan&pariwisatanya (baca: pengen jalan2 ke seluruh Indonesia, trs nunjukin ke orang2 Ini loh indonesia,Indah kan?!) jadi keuntungan pribadi dapet,usaha memajukan Indonesia juga dapet hehe (gak mau rugi).
Kesimpulannya dr aku sih, klo kita udah care&cinta sm negara kita, kita bs berusaha "membantu" lewat jalan apa aja yg kita mau (yg positif)iya nggak sih?
Duh,kok malah jd panjang yah ini comment. Nice words, Jes! Merdeka!

Kartika Nugmalia said...

Merdeka Jyes!!!!! Tetap semangat berjuang dengan caramu yaaaa

Jyestha Bashsha said...

Dear, Rara.

Bener banget ra, kuncinya adalah peduli. Tanpa peduli, ya udah, diem aja kita. Semoga mimpi mu, mimpi ku, mimpi kita, dan mimpi pemuda lainnya bisa bawa Indonesia lebih baik. :)

Jyestha Bashsha said...

Dear, Miss Aya.

Thanks, Miss. Terus percaya sama bangsa ini ya! :)